Abstract:
Tuberculosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Balita yang kontak serumah dengan
penderita TB berisiko tinggi untuk terjangkit TB lebih parah dibandingkan orang dewasa, dengan risiko
penularan sekitar 50-60%. Perlunya pemberian pencegahan terjadinya sakit tuberkulosis melalui
pengobatan pencegahan dengan isoniazid (PP INH) pada anak sehat usia <5 tahun yang kontak
dengan pasien TB. Data dari Puskesmas Tanggul terdapat 37 balita yang telah mendapatkan PP INH
dengan melibatkan semua pemberi pelayanan kesehatan, memberdayakan kader dan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kader seperti: peran pemantau. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Ada 5 informan utama dan direkrut
secara purposif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis dengan analisis
konten tematik. Hasil penelitian menunjukkan tidak semua kader TB berperan menjadi pengawas
menelan obat disebabkan jarak antara rumah pasien yang jauh menyulitkan kader untuk datang
kerumah. Metode yang digunakan informan mengingatkan keluarga memberikan pengobatan
menggunakan telepone (HP), serta membuat catatan sendiri mengenai permasalahan TB khusus di
wilayah tempat kader bertugas. Upaya untuk meningkatkan patuh dalam pengobatan PP INH
optimalkan pemberian informasi kepada masayarakat baik dalam bentuk ceramah atau praktik dan
pemberian dukungan, menfasilitasi selama proses pengobatan PP INH.