dc.description.abstract |
Petani kopi Arabika umumnya menanam kopi menggunakan bibit cabutan sebagai bahan tanam. Teknik sambung-stek merupakan teknik perbanyakan kopi yang dianggap lebih efisien oleh beberapa kebun komersial di Indonesia. Proses pembibitan ini hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan, dimana usia TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) bisa dipersingkat hanya 3 tahun. Pemanfaatan auksin dalam proses stek tanaman kopi umum dilakukan, namun penggunaan sumber auksin alami sebagai alternatif masih belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa sumber auksin alami maupun sintetis dalam proses pembibitan kopi dengan metode sambung-stek. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor yaitu perendaman bibit sambung-stek pada larutan yang terdiri dari: Aquades (Kontrol/H1); ekstrak tauge (H2); IAA 100 ppm (H3); IAA 200 ppm (H4); Urin ternak segar (H5); Urin ternak terfermentasi (H6). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan di uji lanjut dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Parameter yang diamati adalah waktu awal muncul tunas, jumlah tunas harian, jumlah daun serta persentase keberhasilan proses pembibitan dilihat dari perkembangan batang atasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perendaman bibit sambung-stek dengan IAA 200 ppm dan urin ternak segar memiliki persentase kematian lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Sedangkan perlakuan yang paling baik adalah dengan cara perendaman dengan urin ternak terfermentasi dengan indikator pembentukan tunas lebih optimal. |
en_US |