Abstract:
hasilkan gula pasir sebagai produk tunggal (single product industry).
Padahal tebu juga dapat digunakan untuk menghasilkan berbagai produk turunan
(produk derivate) PDT, seperti pupuk, makanan ternak, jus, molasses dan
bagasse. Di banyak negara, produsen gula telah melakukan diversifikasi produk
gula guna menyiasati penurunan harga gula, menekan ongkos produksi,
memperluas pasar, serta mengurangi resiko kerugian PG.
Industri gula di Indonesia pada umumnya hanya berkonsentrasi pada
produk utama (main product), yaitu gula, sedangkan produk pendamping (by
product) yang berupa ampas, tetes serta pengembangan produk pendamping
belum ditangani secara optimal. Masih belum terintegrasinya penanganan produk
utama dan pendamping, serta masih relatif kecilnya peran industry gula dalam
pengembangan dan atau diversifikasi produk dari produk pendamping tersebut
menyebabkan nilai tambah yang tinggi, tidak diperoleh dari produk pendamping.
Penanganan kedua hal tersebut (main product dan by product) secara terpadu dan
terintegrasi dalam satu system produksi akan memperkuat daya saing industry
gula nasional. Dengan dilakukan perhitungan nilai tambah pada masing-masing
produk derivate, diharapkan diketahui produk derivate apa yang potensial
memberikan keuntungan lebih bagi keuntungan Pabrik Gula (PG). Jika PDT
yang dihasilkan memberikan nilai ekonomis/nilai tambah yang besar, bukan saja
keuntungan PG yang bertambah,tapi juga keuntungan petani yang mempunyai
lahan karena ikut andil dalam menyumbangkan tebunya, begitu pula pekerjapekerja yang terlibat didalamnya karena untuk menghasilkan PDT diperlukan
campur tangan pekerja-pekerja untuk proses lebih lanjut. Jika pekerja yang
terlibat lebih banyak, maka pendapatan yang diperoleh pekerja juga maningkat
dan pada gilirannya akan meningkatkan dampak pada perekonomian wilayah di
sekitar PG berada. Di sisi lain penerapan teknologi melalui peta yang ada dengan
memanfaatkan Sistem Informasi Geografi (SIG) juga memudahkan stake holder
untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang terkait dengan pengembangan
PDT. Selain penelitian tersebut, dilakukan analisis terhadap factor produksi gula
di PG Pradjekan yang memiliki rendemen tebu menduduki peringkat 4 besar di
Jatim untuk informasi dan bahan pengambilan kebijakan terkait PDT.