Abstract:
Sisik ikan gurami (Osphronemus Gouramy) merupakan salah satu sumber alternatif kolagen alami yang bersifat biodegradable
(mudah
terurai)
dan
bio-compatible
(kompatibel
dengan
jaringan
sekitarnya)
serta
memiliki
potensi
sebagai
bioadsorben.
Sifat
bioadsorben kolagen
ini sudah dimanfaatkan
sebagai
media transport
antibiotik tetrasiklin
dalam
bentuk
chip,
yang
digunakan sebagai
antibiotik
lokal dalam perawatan periodontitis. Kekurangan chip
ini
yaitu harganya
mahal
serta
harus diambil kembali
dari
jaringan gingiva
karena
tidak
dapat diresorpsi tubuh.
Potensi bioadsorben sisik
dari
ikan
gurami diduga
dapat
dimanfaatkan
sebagai media
transport
tetrasiklin dalam
bidang
biomedis.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui potensi
absorbsi,
kadar
absorbsi serta
pengaruh lama
perendaman limbah
sisik
ikan gurami
terhadap absorbsi antibiotik tetrasiklin. Sampel penelitian berupa sisik ikan gurami yang didapat dari rumah makan
seafood di daerah Jember, Jawa Timur. Sebanyak 500 mg sisik ikan direndam ke dalam 20 ml larutan induk tetrasiklin
hidroklorida dalam beaker glass. Larutan diambil sebanyak 200 µl dengan mikropipet pada jam ke-0, jam ke-1, jam
ke-2, jam ke-4, jam ke-12 dan jam ke-24 setelah perendaman. Absorbansi sisik ikan gurami terhadap tetrasiklin pada
masing-masing interval waktu perendaman dibaca menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 450
nm. Tahapan ini diulangi sebanyak lima kali. Hasilnya kadar tetrasiklin dalam larutan pada lama perendaman 1 jam
menunjukkan kadar terendah yaitu 160,6 µg/µl. Dari pengamatan mikroskopis terlihat adanya ikatan antara tetrasiklin
dan kolagen sisik ikan. Sisik ikan gurami dapat mengabsorbsi tetrasiklin dengan lama perendaman efektif yaitu 1 jam
dengan mekanisme ikatan antara kolagen sisik ikan dengan kristal tetrasiklin.